Search

Saturday, January 5, 2008

Kala tersipu di depan manusia dan Fortuna,

sendirian aku terlunta-lunta berair mata.

Percuma kuraungi langit nan tunarungu,

maka kucermini wajahku, kuomeli tapak tanganku.

Oh, andai aku raja sejuta satria,

yang mendamba raut muka ini-itu,

yang tak mungkin kuhirup walau mulutku meliur.

Namun, saat kutatap cermin dengan sebelah mata,

mendadak sontak terpampang dikau, lalu wajahku,

bagai cengkerama mencuat di masa rehat.

Dari bumi merekah, syahdu nyanyiku di pintu surga,

berkat memuat memori cinta berair madu,

tak sudi kutukar wajah aku dengan raut muka raja.

No comments: